Sabtu, 29 Mei 2010

DaemonD #3 -=daD=-


      
  
         Anggi yang mencekik Reza masih sempat untuk melakukan serangan-serangan kepada ayah Reza, untuk mendesaknya bertukar barang antara Reza dengan kristal. Tentu ayah Reza tidak setuju atas semua itu.

Anggi              : “Anton ! serahkan kristal dan aku akan kembalikan anakmu !”
Anton              : “Tak akan, manusia-manusia sepertimu tidak bisa dipercaya ! serahkan anakku !”
Anggi              : “Wow, dia memaksa rupanya ! INI!!!” (menguatkan cekikannya pada Reza)
Anton              : “JANGAN !!! baik akan ku berikan.”

Disisi lain, Andi yang mempunyai ide, meminta Rahma untuk segera memberikan botol minumnya untuk di lemparkannya kepada Anggi. Entah apa yang ada benaknya, sebelum sempat pertukaran di laksanakan, Andi meneriaki Anggi untuk menangkap botol yang dilemparnya. Anggi pun berbalik dan menangkapnya dengan tangan kirinya. Bersamaan dengan itu, Andi mendorong sebuah batu basar kearah tangan kanan Anggi yang mencekik Reza.
Dengan sontak, Anggi melepaskan Reza dan menghancurkan batu besar itu hanya dengan telapak tangannya. Ledakan besar pun terjadi dan menyebabkan kepulan asap yang lumayan tebal di sekitar Anggi. Melihat Reza yang terlempar, mereka segera menuruni tebing untuk menolong Reza.
           
Rahma             : “Reza, kau tak apa-apa ?”
Reza                : “Tak apa-apa bagaimana ? sakit tahu !”
Andi                : “Masih sempat-sempatnya bercanda ! sekarang kita harus segera pergi dari sini.”
Reza                : “Tapi, ayahku bagaimana ?”
Andi                : “Aduh, disini sangat berbahaya ! sebaiknya kita menyingkir dahulu ! Ayo cepat ! mumpung da kesempatan”

Belum sempat belari tiba-tiba ada seklumit cahaya hitam memancar dari kepulan asap itu ke arah mereka. Reza yang mengetahuinya segera menarik kedua pundak temannya. Naas, Rahma sedikit terkena cahaya hitam itu di bagian pundak kirinya Rahma pun pingsan seketika karena tidak sanggup menahan rasa sakit yang amat sangat. Melihat Rahma yang pingsan, Reza segera menghampiri Rahma untuk mencoba menolongnya.
Tiba-tiba, keluarlah sesosok mahluk aneh keluar dari kepulan asap berambut putih, bertubuh putih, berpakaian aneh berwarna putih, dah bersenyum sinis. Sontak Andi menjadi kaku melihatnya, bibirnya tak berhenti bergetar, tangannya dan kakinya lemas serasa hawa dingin benar-benar menusuk ke tulang. Ternyata itu adalah Anggi yang dengan bantuan gelang Zwarte berubah menjadi sesosok makluk yang mengerikan. Sejalan dengan itu, kekuatannya pun bertambah 2xlipat dari sebelumnya. Tapi, dengan percakapannya dengan Anggi sedikit-demi sedikit rasa takutnya hilang.

Anggi              : “Kurang ajar kau ! Apa yang kau lakukan padaku !”
Andi                : “Hehe” (sembari menghilangkan rasa takutnya) “Yang ku lakukan hanya  sederhana”
Anggi              : “Sederhana ? apa maksudmu?”
Andi                : “Kau itu, kekuatanmu terletak pada kedua tanganmukan ? sebenanya aku hanya membuat tanganmu penuh saja.”
Anggi              : “Apa kau bilang !!! Kau mempermainkan ku !!!”

            Sontak Anggi kembali melepaskan lagi cahaya hitamnya yang begitu cepat langsung kearah dada Andi dari jarak hanya 10 meter. Melihat itu Reza berteriak dan coba menangkap tubuh Andi yang terhempas karna kuatnya cahaya itu.

Reza                : “Andi kau tidak apa-apa ?”
Andi                : “Sakit” (merintih)
Reza                : “Bagaimana ku bisa menolongmu ?”
Andi                : “Tak ada...pergilah ! cepat”

            Reza yang sudah tersulut emosinya tidak lagi mendengarkan apa kata-kata temannya. Dia berbalik dan meletakan tubuh Andi dan serayak berjalan menuju ka arah Anggi.

Andi                : “Reza, apa yang kau lakukan ? pergilah !”
Reza                : “Tidak !”
Andi                : “Cepat pergi ! kau jangan egois !”
Reza                : ... (terdiam)
Andi                : “Andi kau jangan mati konyol di sini ! kau harus bertahan hidup demi kami !”
Reza                : “Demi kalian ? ini ku lakukan demi dunia !!!”

            Dengan hati penuh kemrahan dan mata penuh dengan air mata, Reza berlari kearah Anggi berdiri dan ingin memukulnya. Melihat itu Anggi mengangkat 2 telunjuk tangan kanannya dan bersiap untuk mengeluarkan kembali jurus cahaya hitamnya nya. Onbekend Licht*, cahaya hitampun keluar dari  tangannya dan langsung mengarah ke Reza yang sedang berlari. Saat itu juga, terjadi rentatan ledakan dari tanah dari yang berasal dari kiri Reza yang sedang berlari. Sehingga menghentikan langkahnya, dan mengacaukan jurus yang di lepaskan oleh Anggi.
            Setelah demu mereda, Anton, ayah Reza sudah berada di depannya.

Anton              : “Lawanmu bukan anak kecil ! cari lawn yang sebanding denganmu !”
Anggi              : “Sial ! menyingkir kau Anton ! Akau ku bunuh kalian semua !”

            Sebelum sempat bertarung tiba-tiba Anton tersungkur tepat di hadapan Reza. Ternyata itu adalah ulah Arzetta voltage, pemimpin tertinggi Z.I yang menembak Anton dengan senapan relievers leven* yang di tembakan dari jarak 35 meter. Reza yang melihat ayahnya tertembak segera mendekati ayahnya. Ayahnya seperti lupa kalau sedang menghadapi peguasa nomor 1 Z.I tersebut. Reza yang mendekati ayahnya tidak sengaja menyentuh pedang milik ayahnya, dan sontak memercikan sejenis listrik berwarna merah merambat keseluruh tubuhnya.
            Asap keluar dari pedang itu dan mengepul seketika mengelilingi tempat itu. Entah berhaluysinasi atau tidak Reza merasa dirinya berdiri di suatu tempat yang tidak sama sekali dikenalinya. Dia melihat sebuah istana tua besar yantg berbentuk seperti sebuah kastil. Dia menyusuri kastil tersebut dan melihat sesosok mahkluk aneh yang berjalan di ujung sebuah lorong di kastil tersebut, makhluk itu sempat menengok ke arah Reza dan lengsung berpaling darinya. Melihat itu Reza segera mengejarnya keujung lorong dan ternyata dia sudah tidak ada disana. Sosok itu kembali muncul di ujung lorong lain, Reza mencoba mengejarnya, tetap saja tidak ketemu.
            Pada saat Reza hampir menyerah dan nafas yang sudah hampir habis, jatuh sebuah batu tembus pandang dengan segumpal warna merah di tengahnya. Reza pun mengambilnya dan coba membersihkannya. Saat itu batu itu bercahaya dan terbang mengelilingi Reza. Setelah mengelilingi Reza batu itu membentur kepala Reza lalu pergi kesudut dari gedung tua tersebut dan terbang mengambang seperti menunggu Reza mengikutinya. Entah kenapa kaki Reza seperti melangkah sendiri menuju ke batu terbang itu. Batu itu terbang cepat menyusuri lorong, Reza terus mengikutinya sampai batu itu menebus tembok. Reza yang tidak bisa lagi bisa menghentika laju kakinya terkejut dan menebus tembok sambil terjembak. Tembok itu tembus ke sebuah hutan rindang yang di tengahnya terdapat sebuah bukit kecil.
            Terlihat sayup-sayup dari kejauhan, Reza melihat sesosok makhluk yang tadi ia lihat di kastil sedang berdiri memandang Reza dengan tatapan sayup. Reza menghampirinya perlahan sampai benar-benar bertatap langsung denganya. Makhluk itu lebih pendek dari Reza, memiliki ekor seperti reptil, berkulit merah, dan berwajah seperti hiu dengan telinga panjang seperti antena.
            Makhluk itu mengangkat tangannya kanannya dan tanpa terasa tangan Reza mengikuti gerakan makhluk itu, telapak tangan merekapun bersentuhan. Dan ketika bersentuhan makhluk itu berkata “Kaulah peneruh sah yang selanjutnya.” Tentu Reza yang waktu itu berumur 9 tahun tidak mengerti apa-apa. Seketika, dari tangan mereka keluar listrik aneh yang serupa dengan yang di keluarkan oleh pedang milik ayah Reza. Sekejap Reza tersadar dan ternyata dirinya masih berada ditempatnya semula dan mendengar ayahnya memanggil-manggil mananya.
            Mendengar itu Reza tersadar dan tidak di sadarinya sengatan listrik itu menimbulkan luka goresan yang khas di bawah punggung tangannya. Ayahnya yang melihat itu menyadari bahwa anaknya adalah penerus sah dari kristal. Kemudian ayahnya menyuruhnya untuk segera meninggalkan tempat itu bersama teman-tamannya.

Ayah               : “Reza pergilah !”
Reza                : “Tapi kenapa ?”
Ayah               : “Kau harus bisa menyelamatkan dunia ini !”
Reza                : “Maksud ayah ?”
Ayah               : “Kau adalah pewaris sah kristal”
Reza                : “Apa itu ? Reza tidak mengerti ?”
Ayah               : “Pada suatu sat kau akan tahu” (sambil mencoba berdiri)
Reza                : “Ayah ingin berbuat apa ?”

            Ayah reza membuat sebuah lubang aneh dengan menggoreskan pedangnya.

Ayah               : “Pergilah bersama teman-temanmu melalui lubang ini, ikuti saja lubang ini menuju.”
Reza                : “Tapi ayah ?”
Ayah               : “Ayah akan tetap di sini untuk mengalihkan perhatian.”
Reza                : “ Tapi ayah.”
Ayah               : “Sudah lah anakku, ayah berjanji akan bertemu kembali dengan mu. Bawalah ini mungkin kau akan membutuhkannya nanti. Masalah ibumu dia dan dedua orang tua temanmu telah ayah ungsikan di kaki Bukit Batubrok ” (menyerahkan pedang yang di pegangnya)

            Saat menerima pedang itu, sontak pedang itu berubah menjadi sebuah tabu kristal yang sempat ia lihat di mimpinya tadi. Belum bertanya, Reza dak kedua temannya segera di dorong masuk ke dalam lubang itu dan pintu lubang itu tertutup.
            Selepas reza memasuki lubang Anton ayah Reza, mulai menunjukan kekuatan yang sebenarnya. Matanya mulai memerah dah sekujur tubuhnya memancarkan cahaya aneh, lalu meledak menghapus semua kepulan asap yang tdi mengerumininya. Semua tenaga yang tersisa di keluarkannya. Karna menurut legenda, setelah di sahkannya penerus baru kekuatan spiritual dari penerus sebelumnya akan lenyap dalam waktu 10 detik saja.
            Biarpun semua kekuatan sudah di kerahkan, apadaya dia melawan 2 orang kuat dan sekompi pasukan sekaligus, Antonpun menyerah. Melihat itu Arzetta voltage segera mencari kristal di tubuhnya dan ternyata memang tidak ada. Diapun marah basar dan memerintahkan untuk mencari keberadaan anak-anak tersebut.

:: Akankah Reza dan kawan-kawan sampai ke kaki bukit Batubrok ?
:: Akankah pasukan Z.I dapat menemukan mereka ?

  • Onbekend Licht = (cahaya yang tak tampak:belanda) ilmu yang memanfaatkan gravitasi dan kekuatan hitam gelang zwarte yang menciptakan efek tusukan paku pada korban.

  • relievers leven = (pencabut nyawa:Belanda) senjata untuk membuat korban lemas karna beberapa titik utama di tubuhnya di sumbat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar